Monday, February 05, 2007

Kasus Derby Sicilia, 29 Orang Ditangkap

Sebanyak 29 orang tersangka kasus kerusuhan pasca partai satu kota yang mempertemukan Catania dan Palermo, yang akhirnya berujung pada kematian seorang petugas kepolisian, telah ditangkap pada hari ini untuk menjalani pemeriksaan. Konon petugas kepolisian itu meninggal bukan karena terkena lemparan alat peledak.
Komite Olimpiade Italia telah melakukan beberapa pemeriksaan, termasuk diantaranya melarang penggunaan stadion yang tidak tidak memadai di sisi keamanan untuk musim kompetisi mendatang.

Seorang petugas kepolisian berusia 38 tahun, Filippo Raciti, menghembuskan nafasnya yang terakhir pada Jumat lalu, saat berada di tengah-tengah kerusuhan antara pendukung Catania dan Palermo yang dilangsungkan di Stadion Angelo Massimino tersebut.

Kerusuhan yang terjadi di luar stadion itu dimulai ketika paruh kedua sempat dihentikan beberapa menit oleh wasit Frank Farina. Pihak kepolisian langsung melepaskan gas air mata, sehingga justru membuat kepulan asap masuk ke dalam stadion dan menghentikan jalannya pertandingan.

Namun kerusuhan tidak berhenti dan justru kian meluas setelah pertandingan berakhir, dan membuat pihak keamanan mengepung pendukung yang telah berada di dalam stadion, agar tidak terjadi kerusuhan massal. Berdasarkan perkiraan 100 orang mengalami cedera ringan atas insiden itu.

Renato Papa, selaku jaksa penuntut di Catania, mengatakan pada akhir pekan ini bahwa berdasarkan pemeriksaan telah ditemukan barang bukti berupa bom molotov dan obat-obatan terlarang, dan tujuh orang lainnya ditangkap guna melengkapi menjadi 29 tersangka.

Papa mengatakan bahwa Raciti meninggal karena adanya luka di bagian hatinya, dan menurut penuturan tim penyelidik cukup yakin ia tewas bukan karena lemparan bom yang mengenai kendaraannya, namun karena hantaman benda tumpul.

Jaksa memperkirakan pendukung Catania berupaya menyerang pihak keamanan, usai pertandingan berakhir.

"Kejadian tersebut berlangsung setelah pertandingan berakhir dan sudah tidak ada lagi pendukung Palermo," tandas Papa. "Aksi penyerang mereka bukan ditujukan kepada pendukung Palermo, melainkan kepada pihak kepolisian."

Buramnya persepakbolaan Italia bukanlah untuk pertama kali pada pekan itu, sebelumnya pada 27 Januari lalu, manajer sebuah tim divisi empat harus meninggal dunia saat mencoba melerai perkelahian saat pertandingan berlangsung.

Pasca kerusuhan yang terjadi di luar stadion tersebut membuat pihak kepolisian Italia memikirkan cara penanggulangan yang baik untuk mengantisipasi kejadian seperti itu dan beberapa pihak meminta FIGC untuk mencontoh Britania Raya - negara yang sarat dengan pendukung beraliran garis keras - namun tetap dapat dikendalikan.

Federasi Sepakbola Italia (FIGC) langsung menginstruksikan seluruh pertandingan di pekan ke-22 untuk ditunda dan partai persahabatan Italia melawan Rumania pun terancam mengalami nasib serupa.

0 comments:

  © Blogger template 'Isfahan' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP