Sunday, June 29, 2008

Aragones Tinggalkan Spanyol Karena Tak Digubris

VIENNA, MINGGU - Pelatih Spanyol, Luis Aragones, akhirnya buka kartu. Dia sebenarnya masih ingin tetap menangani timnas Spanyol sampau Piala Dunia 2010. Namun, dia merasa tak diubris oleh federasi sepakbola Spanyol (RFEF), sehingga memutuskan untuk menandatangani kontrak dengan klub Turki, Fenerbahce.

Tanpa menyebut nama, dalam wawancara Sabtu (28/6), Aragones mengatakan, "Saya akan meninggalkan timnas Spanyol, karena tak satu pun orang yang menanyakan kepada saya. Maka, saya memutuskan untuk pergi dan keputusan itu tak bisa diubah lagi. Saya tak mau keputusan ini dimanfaatkan secara politis. Saya sudah empat tahun menangani timnas Spanyol. Meninggalkannya akan memunculkan nostalgia. Tapi, saya masih tetap bekerja di sepakbola dan saya memang harus bekerja."

Tentang peluang Spanyol menjuarai Piala Eropa pertama kalinya sejak 1964, menurutnya sangat besar. Bahkan, dia menilai ini saatnya Spanyol menjuarai turnamen internasional.

"Saya sudah berbicara kepada para pemain dan mengatakan kepada mereka bahwa setiap orang harus menghindari menjadi runner-up. tak boleh ada yang berbicara hampir juara. Memang, kami akan menghadapi pertandingan berat di final nanti. Jerman tetaplah Jerman yang punya kekuatan tersendiri," jelasnya.

Menurut Aragones, dia kemungkinan akan mengubah taktiknya di final. Selain agar lawan tak bisa mengantisipasi, juga karena perkembangan terbaru. Terutama dengan cederanya David Villa.

"Absennya Villa akan sangat berpengaruh. Mungkin ketajaman kami di kotak penalti lawan akan berkurang, tapi kami akan lebih kuat di lini tengah. Saya belum membuat keputusan. Mungkin saya tetap akan menggunakan dua striker," katanya.

Aragones menambahkan, "Jerman secara fisik sangat kuat dan bagus dalam bola-bola mati. Itu yang akan sedikit merepotkan kami. Mereka lebih tinggi dan jago dalam bola-bola uudara. Mungkin, para pemain kami butuh tangga untuk mengimbangi postur mereka."

Meski begitu, lanjutnya, Spanyol juga punya kelebihan dibanding Jerman. "Maka, saya kira Jerman juga mengkhawatirkan permainan kami yang akan mendatangkan masalah bagi mereka," katanya.

Menurutnya, Spanyol punya kemampuan bermain secara tim dengan baik. Selain tekniknya bagus, para pemain Spanyol juga sangat kompak. "Anda mungkin punya tim dan pemain-pemain yang bagus. Tapi, tanpa atmosfer yang baik dalam tim, Anda susah memenangkan pertandingan. Kekompakan dan kemesraan dalam tim membantu kami unutk sukses sampai final. Apa yang saya lakukan untuk menciptakan suasana seperti ini? Saya hanya mencoba membuat semua pemain merasa sama dan sejajar, baik yang tampil di lapangan maupun yang menjadi cadangan. Yang tak kalah penting, tim bisa mengerti apa yang saya inginkan," katanya.

0 comments:

  © Blogger template 'Isfahan' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP