Thursday, May 01, 2008

Grant Langsung Teringat Pembantaian Nazi

Begitu wasit asal Italia, Roberto Rosetti meniup peluit tanda akhir pertandingan laga kedua semifinal Liga Champions antara Chelsea dan Liverpool, Rabu (30/4), Avram Grant tiba-tiba seperti anak kecil. Dia kegirangan, kemudian bersujud.

Wajar, suara peluit itu tanda kesuksesan timnya untuk pertama kalinya lolos ke final Liga Champions. Tekanan berrtubi yang sempat menerpanya, seolah kini hilang seketika. Namun, Grant merasa dirinya telah merayakan kemenangan dengan agak berlebihan, hingga malu sendiri.

"Sedikit agak memalukan ketika saya melakukan selebrasi. Ada sedikit terlintas dalam pikiran saya tentang kakek saya. Dia tewas dalam Holocaust (pembantaian tentara nazi kepada warga Yahudi)," katanya.

Avram Grant memang keturunan Yahudi dan juga warga negara Israel. Kemenangan itu membuatnya gembira luar biasa, hingga kepedihan lama tiba-tiba terlintas begitu saja dan menambah emosinya semakin meluap-luap.

"Kami telah mencetak sejarah malam ini dan saya melakukannya dengan cara saya," ujarnya penuh semangat.

Sayangnya, kemenangan tersebut tak disaksikan pemilik klub, Roman Abramovich. Bahkan, pada pertandingan penting lawan Manchester United di Premier League, Sabtu (26/4), dia juga tak datang. Padahal, sebelumnya dia selalu hadir untuk memberi dukungan moral. Mungkin, dia takut harus menyaksikan kekalahan timnya.

"Kenapa Roman Abramovich tidak datang? Dia orang yang merdeka dan pribadi yang baik," jawab Grant diplomatis, tanpa menjelaskan sebab-sebabnya.

Yang pasti, dia dan seluruh pemain serta suporter Chelse kini merasa bahagia luar biasa. Kemenangan atas Liverpool bakal meningkatkan moral tim tersebut.

Apalagi, sukses itu setelah mengalahkan Liverpool. Sudah tiga kali Chelsea gagal ke final Liga Champions. Dua kesempatan di antaranya dikalahkan Liverpool.

"Liverpool adalah klub yang fantastis dan Anda harus pintar jika melawan mereka. Kami telah menumpahkan segalanya buat tim. Katakan juga bahwa kita manusia yang tak perlu khawatir tentang sepakbola," jelasnya.

Dengan kesuksesan tersebut, berarti dia telah melewati rekor Jose Mourinho di Chelsea. Pelatih asal Portugal itu hanya dua kali membawa Chelsea ke semifinal. Namun, Avram grant menolak dibanding-bandingkan dengan pendahulunya tersebut.

"Hanya ada satu yang spesial, tentu hanya satu," katanya tanpa memberi penjelasan lanjutan, hingga sulit dicerna apa maksud kata-kata itu.

0 comments:

  © Blogger template 'Isfahan' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP